Kamis, 26 September 2013

Classic

بسم الله الرحمن الرحيم

Sudah lupa juga mulai suka hal-hal klasik sejak kapan.
Tapi in my opinion barang-barang klasik itu kadang lebih mengena daripada barang-barang kontemporer.
Bukan gak bagus.. ga feel aja

Saya jadi ingat quote
"Semua yang disampaikan dari hati pasti sampai juga ke hati, yang cuma dari mulut mentok cuma ke kuping, trus keluar kuping satunya"
Quote random tapi muasuk banget, PECAAAHHH *lak alay -_-

Jadi yang ingin aku sorot, yaah empati sudah mulai hilang dari karya-karya orang. Mentang-mentang semua serba komersiil trus buat ya seenaknya, pokoknya jadi bisa dijual oke no problem.

Plis bro, yang ingin dinikmati itu sebetulnya bukan permainan gitarmu yang memukau, atau suaramu yang memecah gunung, tapi feel yang kamu lontarkan ketika menyanyikan lagu itu.. itu yang gue cari meeen :))

Dan apresiasi yang sebenarnya juga bukan sekedar dari rating, dari selling copy, atau berapa kali download
Apresiasi sesungguhnya dari hati men. Kalo mau dapet yang dari hati, kasih dulu yang dari hati

Oke.. Sip

Senin, 23 September 2013

Angkot Day

بسم الله الرحمن الرحيم

Hari Jumat lalu, ada sebuah penelitian sosial yang menarik di Bandung. Namanya Angkot Day.
Ini adalah penelitian sosial yang berkaitan dengan keadaan transportasi di kota Bandung dan khususnya membahas masalah kemacetan dan hubungannya dengan angkutan umum, dalam hal ini angkot.

Bagi yang mau tahu silahkan tonton videonya dan baca selengkapnya di angkotday.info :)

Masalah utama dalam transportasi di Indonesia yaitu masih banyaknya penggunaan kendaraan pribadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan kota lainnya. Dan masalah ini menjadi masalah serius khususnya di kota Bandung karena wilayahnya yang agak sempit dibandingkan kota-kota besar lain.

Sebenarnya akar permasalahan ini adalah, karena angkot dianggap tidak efisien, boros, dan tidak nyaman. Jauh dari angkutan umum yang ada di negara maju. Memang dengan pengelolaan yang baik, sarana transportasi umum tersebut dapat dikatakan menjadi moda transportasi andalan yang dapat mengurai kemacetan.

Nah, kita dapat lihat permasalahan ini dari dua persepsi berbeda,
Pertama, dari kacamata masyarakat
Menurut mereka, angkot dianggap tidak efisien karena harus naik angkot berbeda untuk menuju ke tempat tertentu karena trayek angkot yang terbatas. 
Selain itu ongkos naik angkot masih lebih mahal daripada naik kendaraan pribadi. Misal, angkot jarak 2 km seharga Rp 1500. Jika naik motor misalnya, anggap 1 liter bensin dapat habis untuk 15 km. Jadi biaya untuk konsumsi bensin sekitar 6000*2/50=Rp 240. Kurang dari seperlimanya, kan.
Ditambah lagi kebiasaan angkot yang suka ngetem dan berhenti sembarangan. Juga cara menyetir yang kadang ugal-ugalan, serta kondisi di dalam angkot sendiri seperti penumpang yang merokok sehingga mengganggu penumpang lain juga turut menyumbang makian pada angkot itu sendiri. 
Ini selain berdampak pada turunnya minat masyarakat pada angkot, juga memiliki pengaruh sosiologis yang besar pada sopir dan pengelola angkot. Kalau sudah dimaki orang akan malas dan sulit berbenah, kan.

Dan yang kedua, dari kacamata pengelola dan sopir angkot
Sebenernya, tuduhan yang dilancarkan oleh masyarakat pada angkot tidak sepenuhnya salah angkot. Memang, salah satu kesalahannya yaitu mengelola fasilitas publik secara privat/perseorangan. Karena itulah pengelola hanya mengedepankan mencari keuntungan daripada melakukan manajemen yang nyaman dan aman pada angkot.
Juga dalam pengelolaannya modal dan omzet yang dimiliki pengelola juga terbatas. Hal inilah yang menyebabkan fasilitas angkot tidak kunjung mengalami perbaikan, baik dalam hal sistem setoran, mobil angkutan, juga pengelolaannya.
Selain itu seperti yang telah disebutkan, faktor kepercayaan yang sudah menurun membuat pengelola enggan melakukan perbaikan. 
"Daripada sudah susah diperbaiki tapi tetep ga ada yang naik, mending ga usah"

Nah, karena ada perbedaan persepsi antar keduanya itulah ada hubungan yang pasif antara keduanya :

masyarakat menunggu angkot berbenah agar mau beralih ke angkot, sementara angkot sendiri menunggu masyarakat beralih agar ada modal untuk melakukan perbaikan.

Karena itulah harus ada yang menjembatani kedua kepentingan ini, dan telah diwujudkan dalam bentuk Angkot Day ini. Tujuan Angkot Day yaitu mencari tahu tingkat penggunaan angkot, sistem setoran, sekaligus mengkampanyekan angkot tertib, aman, dan nyaman (sekaligus gratis hehe :v) agar masyarakat dapat mengubah mindsetnya tentang angkot.

Lalu, apakah tujuan ini akan berhasil? Semoga

Kamis, 19 September 2013

Integritas

بسم الله الرحمن الرحيم

Ini terjadi seminggu yang lalu. Pas lagi enak jalan ke tempat printing foto murah di daerah Tamansari (deket rektorat). Waktu itu libur dan saya apatis memang tidak ada kegiatan, jadi berkelilinglah saya di deket kampus hunting barang2 buat menuhin kosan.

Pas lewat belokan deket jembatan layang, saya lihat ada motor polisi. Biasa sih. Cuma yang tidak biasa adalah ketika saya lihat bungkus makanan yang dimakan si bapak terbang mendarat sempurna di atas trotoar. HEBAT!!! MARI TEPUK TANGAN!

Pertanyaannya : sebegitu parahnya kah, integritas di negara kita?

Jujur, saya masih bingung. Integritas di negri ini kenapa bisa jadi barang langka? Apa susahnya melangkah 3 sampai 5 meter demi perbaikan menyeluruh bangsa ini :)

Ayo budayakan pendidikan bebas korupsi !! (nyontek maksudnya -_-)

Senin, 02 September 2013

Stagnasi

بسم الله الرحمن الرحيم

Barusan baca kultwit dari @al_Uyeah tentang hijrahnya hati seseorang. Senang mendengarnya?
Sayang sekali hijrahnya justru menjauhi hidayah, bukan malah mendekatinya.
Hanya karena satu hal...

Yah, tidak perlu disebutkan lah ya. Baca sendiri saja.

Mungkin ini kenapa Nabi selalu menganjurkan kita berdoa

“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik" (Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) (HR Tirmidzi, Ahmad, Hakim)

Istiqamah itu berat.. mungkin lebih berat daripada memulainya itu sendiri.
Kalau memulai itu godaannya ya dan tidak,
maka istiqamah godaannya sekarang atau nanti,
nanti-nanti-nanti terus.... akhirnya lupa
kalau lupa-lupa-lupa terus... akhirnya malas
kalau malas berat mau mulai lagi,
dan karena sudah pernah melakukan tingkat kemalasannya bakal lebih tinggi dari sebelum memulai pertama kali.

Jadi, kalau sudah dimulai, jaga terus dengan kebiasaan. Eman kan kalau sudah dilakukan, terus hanya jadi kenangan manis
#notetomyself